Saat Keluhan Menjadi Senjata
Ini hanya berisi thoughts gue.
Gue sekarang duduk di bangku SMA kelas 12.
Banyak konflik dari luar atau bahkan dari diri gue sendiri.
Jadi, ada suatu hal yang makin lama makin gue gak ngerti. Sebenarnya gue merasa pribadi gue berubah. Dulu, gue tolerir banyak hal. Self-disgust gue terhadap hal apapun itu kayaknya hampir gak ada.
Tapi lihatlah diri gue sekarang. Gue memilah-milah teman, yang menurut gue sekarang itu adalah tindakan yang baik. Bagaimana lo bisa bertahan kalau lo di lingkaran yang ber-egoisme tinggi? Bagaimana lo bisa berekspresif yang nyaman dengan cara menjadi diri lo sendiri dan lingkaran lo itu menerima diri lo? So pick your inner circle smartly and correctly, right?
Membahas tentang 'keluhan'.
Gue akui dulu gue suka mengeluh untuk hal kecil apapun.
Dan gue cerita kesana-kesini, dan itu merupakan salah satu hal bodoh yang pernah gue lakukan.
Alhasil rumor yang sedikit berbeda tentang fakta gue itu menyebar.
Sedikit berbeda dengan fakta? Itu masalah besar.
Me : Gue lagi ada masalah deh sama pacar gue, dia cemburu kalo gue ngobrol sama A. Ceritanya tuh gini..
People : Oh iya, gue ngerti. Sabar ya, saran gue sih......
several minutes later
People : Eh Musfira lagi ada masalah tuh sama pacarnya, gara-gara dia ngobrol sama si A.
others : Oalah pantes, gak sadar diri juga sih dia.
See? Misunderstanding, right?
Hal yang gue dapetin, lo cerita ke siapapun itu dan mereka gak mungkin menceritakan itu secara detail, cuma garis besar yang disimpulin oleh dirinya sendiri. Dan, gak baik buat ngomongin curhatan orang yang ujung-ujungnya dijadiin bahan gosip.
si 'others' ini cuma kasih useless statement. Dia kasih statement entah baik atau buruk penilaiannya ke orang yang sama sekali gak ada sangkut pautnya. Yang punya masalah gue, tapi dia kasih statement nya ke selain gue.
Dan ada hari dimana gue dijauhin sama sebagian orang. Gue merasa gue gak ngelakuin something cruelty to them. But, you know what? Rumors about me was spreading. Fake rumors. And, rumors that had been exaggerated. What should I do? Fixed it up can't be so fixed up when the broken things are huge.
Dan saat itulah gue mencoba untuk memendam.
Alangkah baiknya kalian punya 1 teman yang kalian bisa percaya dan kalian tumpahin eneg kalian di orang itu.
Dan pernah ada salah satu teman gue yang cerita tentang keluh kesahnya. I did respond, I did. I gave an empathy, cherish, and suggestion that might helped her out of this problem. Then, several days later, She confessed her same problem to A,B,C.. oh gosh! I thought it was uncountable countable. And, when she apparently cried when confessing, I just glanced once and cringe.
"Does She just wanted her problems get exposed by telling her problem here and there?"
Gue merasa jadi less empathy ke orang ini.
Problem lo hanya 1 tapi karena lo keluh sana-sini, you carry more and more weight.
You carry your problem to me, to A,B,C, etc.
And based on my eyes, nothing is changed to your life ?
But, your problem and action are changed several people (people that you confessed to) mindset and judgment to you.
Okay sekian hehe.
Mata gue udah sayu.
Good night everybody, readers q.
Komentar
Posting Komentar